top of page

Riwayat Panjang Kereta Api Indonesia: Dari Dipertahankan, Dianaktirikan, Hingga Kini Kembali Digandr

  • ridhosats
  • Jul 9, 2019
  • 5 min read

Foto ilustrasi emplasemen Stasiun Manggarai tahun 1950an dari akun Instagram @sejarahkeretaapiindonesia

Kereta api mempunyai kisah dan sejarah yang panjang sejak jalur Semarang-Tanggung pertama kali dibangun pada tahun 1867 oleh Hindia Belanda. Saat zaman pra kemerdekaan kereta api menjadi moda transportasi vital untuk mengangkut komoditas pertanian atau perkebunan dari pelosok desa melewati hutan belantara hingga ke pusat kota dan sampai pada pelabuhan untuk diekspor ke luar negeri. Selain komoditas perkebunan dan pertanian kereta api juga digunakan untuk mengangkut penumpang yang oleh Belanda dibedakan kelasnya, ada yang khusus pribumi dan ada yang khusus untuk orang-orang Belanda saja.

Belanda memang giat membangun banyak jalur kereta api di tanah Jawa dan Sumatera karena dinilai sangat strategis, efektif, dan menguntungkan. Pada saat itu perjalanan darat melalui jalan raya juga belum dibangun melainkan masih banyak rawa-rawa dan hutan belantara sehingga perpindahan barang atau orang dapat memakan waktu yang lebih panjang. Jalur-jalur ini dibangun oleh para pekerja paksa atau yang kita sebut Pekerja Rodi untuk salah satunya membangun jalur kereta api hingga banyak menjatuhkan korban. Menurut data Kementerian Perhubungan jumlah jalur kereta api aktif dan non aktif peninggalan Belanda untuk wilayah Jawa dan Sumatera saja ialah sebanyak 8.159 km dan terdapat sekitar 3.343 km jalur kereta yang sekarang sudah non aktif. Sampai saat ini artinya ada sekitar 40 persen jalur kereta api yang sudah tidak beroperasi.

Selang beberapa tahun saat kemerdekaan terjadilah drama yang menegangkan dalam sejarah perkeretaapian. Salah satunya terdapat kisah mengenaskan yang meregang puluhan nyawa para tawanan Belanda didalam sebuah gerbong maut. Tawanan itu merupakan orang pribumi yang berjuang mempertahankan kereta api agar tidak direbut oleh Belanda. Para tawanan bermaksud dipindahkan dari penjara yang lebih kecil di Bondowoso ke penjara yang lebih besar kapasitasnya di Surabaya. Namun perjalanan yang dilakukan dalam gerbong maut itu tidaklah nyaman, tawanan dimasukkan ke dalam gerbong barang yang tidak diberi ventilasi udara selama berjam-jam dibawah terik matahari yang sangat panas hingga akhirnya kebanyakan orang tewas.

Perjalanan Kereta Luar Biasa (KLB) Kepresidenan juga pernah menjadi saksi riwayat kereta api di Indonesia. KLB ini berisi pemindahan Presiden Soekarno beserta jajaran kabinetnya ke Yogyakarta untuk menyelamatkan diri dari kejaran tentara sipil Pemerintah Belanda. Karena para petinggi Pemerintahan Indonesia yang baru saja jadi saat itu takut dibunuh, akhirnya mereka menaiki kereta api dari kediaman Bung Karno melainkan tidak naik dari stasiun tetapi dari pinggir di pertengahan jalur kereta lintas Manggarai-Gambir daerah Menteng secara diam-diam.

Betapa sangat panjang dan menegangkannya kisah perkeretaapian di Indonesia ini. Kisah mengharukan itu terjadi saat pra kemerdekaan hinggga rezim orde lama. Tapi nahas semenjak orde baru berkuasa 32 tahun bahkan sampai beberapa tahun terakhir dari sekarang, kereta api selalu dianaktirikan. Menurut Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) yakni Djoko Setijowarno, rel-rel kereta peninggalan Belanda kebanyakan ditutup pada tahun 1970an. Hal itu dimulai pada saat pembangunan jalan raya dan industri mobil secara masif masuk ke Indonesia. Saat itu banyak jalur kereta api yang okupansi penumpangnya tidak dapat bersaing dengan moda transportasi lain.

Pasca orde lama perlahan orde baru menghegemoni industri dan layanan kereta api yang pada akhirnya membuat jalur-jalur penting kereta api mati dan menghilang. Padahal jalur-jalur tersebut memiliki nilai sejarah, darah perjuangan orang yang mati mempertahankan kemerdekaan, hingga nilai kerakyatan yang tidak dapat digantikan dengan apapun.

Rezim pasca orde lama lebih cinta otomotif untuk menyuburkan para pemilik modal. Nyatanya industri otomotif sampai sekarang mempunyai dampak sosial yang belum kunjung selesai. Dampaknya dapat kita rasakan dan dekat dengan keseharian kita, akan tetapi kita tidak sadar. Terdapat kemacetan, polusi udara yang menyebabkan gangguan kesehatan, kesemrawutan, pelanggaran hukum lalu lintas, kecelakaan lalu lintas, penyakit sosial seperti geng motor, cabe-cabean, pembegalan (perampokan kendaraan), kesenjangan status sosial, dan masih banyak lagi. Industri otomotif diberikan kebebasan dan tidak dibatasi produksinya oleh pemerintahan saat itu. Eloknya jika setidaknya sekarang pemilik modal dan pemangku kebijakan harus bertanggung jawab penuh atas semua yang telah terjadi. Karena keuntungan yang mereka dapat tidak sebanding dengan segala kerusakan yang sampai saat ini sedang dipikul rakyat.

Setelah masa kelam yang berat saat ini transportasi kereta api sedang naik daun dan kembali digandrungi khususnya di Ibu Kota Jakarta pada layanan Kereta Api Perkotaan. Tentunya dibalik itu semua terdapat orang-orang hebat dibalik kemajuan yang kita rasakan sekarang. Perubahan ini dipelopori oleh Bapak Ignasius Jonan direktur PT Kereta Api Indonesia saat itu sejak tahun 2012 yang mengubah era kereta api kelam menjadi kereta api seperti yang kita lihat sekarang. Dapat dikatakan perlahan transportasi kereta api sedang memupuk kembali masa kejayaannya. Seperti contoh ibu kota kita Jakarta yang sedang larut dalam euforia menikmati membaiknya kembali moda transportasi Kereta Api.

Diawali dengan mulai membaiknya layanan Kereta Rel Listrik (KRL) yang sekarang disebut Commuter Line sejak 2012 lalu. Perbaikan sistem ini dapat kita rasakan layanan berkelas hampir seperti di Jepang kiblatnya perkeretaapian. Perbaikan sistem ticketing biasa menjadi e-ticketing sudah dapat kita gunakan dengan kartu tiket elektronik yang berisikan sejumlah uang. Kemudian untuk naik kereta, kita tinggal menempel kartu ke electronic gate setelah itu pintu akan terbuka dan dapat langsung masuk ke peron. Sehingga untuk menggunakan Commuter Line kita tidak perlu lagi mengantri berdesakan untuk membeli tiket di loket. Kawasan di sekitar Stasiun dan di dalamnya juga ditata sedemikian rupa agar fungsi stasiun maksimal hanya untuk naik turun penumpang.

Perbaikan layanan Commuter Line tidak berhenti disitu saja, beberapa jalur sedang ditambah seperti pembangunan revitalisasi Stasiun Manggarai, Stasiun Jatinegara, dan Pembangunan Double-Double Track (DDT) dari Manggarai ke Cikarang untuk memisahkan permasalahan antrian Kereta Api Jarak Jauh dengan Kereta Commuter Line dalam kota serta untuk mengakomodir jumlah penumpang yang terus bertambah dari 1 juta penumpang perhari hingga 2 juta penumpang perhari.

Bukan hanya Commuter Line namun terdapat moda transportasi baru yang pembangunannya sudah dinanti sejak puluhan tahun silam. Ialah Moda Raya Terpadu (MRT Jakarta) yang membentang dari Lebak Bulus ke Bundaran HI kini menjadi moda transportasi yang sangat digandrungi oleh sekian banyak orang bahkan bukan hanya dari dalam Kota Jakarta saja, melainkan dari luar kota Jakarta hingga luar Jawa. Mereka rela datang untuk merasakan nikmatnya menggunakan MRT yang pelayanannya sangat setara dengan MRT atau subway di Singapura dan Jepang. Dengan terobosan layanan sistem angkutan cepat, MRT dapat memiliki ketepatan waktu yang akurat serta perjalanan yang bebas hambatan karena jalur sudah steril dari perlintasan sebidang jalan raya.

Selain dari pada Commuter Line dan MRT, Lintas Rel Terpadu (LRT Jakarta) juga sudah beroperasi walau trase yang dilalui terbilang cukup pendek yakni fase 1 hanya 5 km dari Stasiun Dipo Pegangsaan Dua sampai dengan Stasiun Velodrome, Rawamangun. Namun moda transportasi ini dapat menjadi terobosan dan semangat baru untuk menyongsong masa depan perkeretaapian Indonesia.

Berdasarkan sumber yang dihimpun LRT Jakarta sendiri akan memiliki perpanjangan jalur yakni keberlanjutan fase 2 dari Stasiun Velodrome ke Dukuh Atas hingga Tanah Abang. Kemudian ada fase 3 dari Stasiun Boulevard Utara sampai ke Stasiun Jakarta Kota. Begitulah kisah panjang perkeretaapian di Indonesia yang sempat dianaktirikan kini kembali digandrungi. Tentu perjuangan untuk memperbaiki perkeretaapian di Indonesia tidak berhenti sampai disitu saja melainkan perlu perbaikan pelayanan tiada henti untuk menyongsong masa depan yang cerah pada perkeretaapian di Indonesia.


 
 
 

Comments


Welcome to my Blog!
Ini adalah blog saya dari website ini berisi tentang saya, artikel, project, dan karya saya. Selamat berselancar!
Category
Recent Posts
Archive
Follow Us
  • Facebook Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • YouTube Social  Icon
  • SoundCloud Social Icon
  • Instagram Social Icon
bottom of page