top of page

Sejarah dibalik Stasiun Pondok Cina

  • ridhosats
  • Feb 18, 2018
  • 1 min read

Berawal dari Chastelein seorang tuan tanah dari belanda yang membeli banyak lahan di Depok yang dikembangkan sebagai lahan pertanian. Cukup subur dan makmur lahan yang dikelolanya sehingga Depok bisa menjadi daerah yang mempunyai otonom sendiri mengenai kegiatan ekonomi dan lain sebagainya. Setelah itu banyak etnis Tionghoa yang akhirnya berdatangan untuk melakukan kegiatan ekonomi. Tetapi dalam surat wasiat Chastelein yang berisi bahwa kaum Tionghoa dilarang untuk menetap tinggal di Depok mereka hanya boleh menglaju dari Jakarta-Depok PP. Karena peraturan itu akhirnya kaum Tionghoa membuat sebuah pondok seperti semacam tempat transit daripada harus pulang pergi perhari yang dimana pada saat itu jika ditempuh dengan jalan darat dapat memakan waktu 4 jam menggunakan dokar dan juga harus menembus hutan belantara yang mengerikan. Pondok itu dibuat di Kampung Bojong pinggiran bantaran sungai ciliwung yang sampai saat ini akhirnya sering disebut Pondok Cina. Pada saat ini sebelum daerah ini ditertibkan disamping stasiun sangatlah banyak pedagang kelontong, barang bekas, buku bekas murah yang menjadi idaman mahasiswa untuk diburu. Hingga kini lahan sudah ditertibkan oleh PT KAI toko-toko itu akhirnya hilang bak ditelan bumi. Rencananya tanah itu akan digunakan PT KAI untuk dibangun sebuah rumah susun yang ekonomis dan terjangkau untuk masyarakat yang terintegrasi langsung dengan stasiun kereta api Pondok Cina. Sudahkan kamu dulu transit, berhenti, dan berkunjung ke daerah ini?


 
 
 

Comments


Welcome to my Blog!
Ini adalah blog saya dari website ini berisi tentang saya, artikel, project, dan karya saya. Selamat berselancar!
Category
Recent Posts
Archive
Follow Us
  • Facebook Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • YouTube Social  Icon
  • SoundCloud Social Icon
  • Instagram Social Icon
bottom of page